Bentuk Leksikon Tradisi Tulak Bala di Desa Belukur Makmur Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam
DOI:
https://doi.org/10.47766/literatur.v6i1.2606Keywords:
Masyarakat Subussalam, Leksikon, Tradisi, Tulak BalaAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk lekiskon tradisi tulak bala di Desa Belukur Makmur Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam, penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data dari penelitian ini adalah masyarakat Belukur Makmur. Data dalam penelitian ini yaitu kata-kata yang mengandung leksikon bahasa Pakpak dialeg Boang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara, rekaman, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk leksikon yang terdapat dalam tradisi tulak bala ada dua jenis yaitu monomorfemis dan polimorfemis. Monomorfemis yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 17 data, sedangkan polimorfemis yang ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 23 data.
References
Alip Sugianto, Etnolinguistik Teori dan Praktik, Ponogoro: Nata Karya, 2017
Addrianus Josef LoisChofeer, Diaz Restu Darmawan, “Tradisi Tolak bala Sebagai Adaptasi Masyarakat Dayak Desa Umin dalam Mengahdapi Pandemi di Kabupaten Sintang”Jurnal: Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, 5 no. 1 (2021) 53-68 https://doi.org/10.20961/habitus.v5i1.53723
Budi Santoso, “Bahasa dan Identitas Budaya” 1 no. 1 (2006) 44-49, https://doi.org/10.14710
Chaer Abdul, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Chaer Abdul, Linguistik Umum Jakarta: Rineka Cipta, 2014.
Harmiati, Husin, “Budaya dalam Penerjemahan Bahasa”, 1 no. 2 (2018) 39-53 https://doi.org/10.35931/am.v1i2.43
Hasbullah, ddk, “Ritual Tolak Bala Pada Masyarakat Melayu (Kajian Pada Masyarakat Petalangan Kecamatan Pangkalan Kuras Kabupaten Pelawan” Jurnal: Ushuluddin 25, no. 1 (2017) 84, https://doi.org/10.24012/jush.v25i1.7242
Indrawati dan Derri Ris Riana, “Makna Simbol Tolak Bala dalam Masyarakat Banjar: Kajian Etnolinguistik, Kindai Etam: Jurnal Penelitian Arkeologi 7, no. 2 (2021): 133-146, https://doi.org/10.24832/ke.v7i2.100
Khairil Abu syairi “Pembelajaran Bahasa dengan Pendekatan Budaya” 13, no. 2 (2013), https://doi.org/10.21093/di.v13i2.276
Lailiah Fitriah, dkk, “Kajian Etnolinguistik Leksikon Bahasa Remaja di Sosial Media” Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra Indonesia, 10, no. 1 (2021).
Murphy, M. Lynne, Lexical Meaning Cambriddge: Cambridge University Press, 2013.
Muslich, Masnur, Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian Ke Arah Tatabahasa Deskriptif, Jakarta: Bumi Akasara, 2017.
Munir Salim, “Adat Sebagai Budaya Kearifan Lokal Untuk Meperkuat Eksistensi Adat Ke Depa” Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan 5, no. 2 (2016) 244-255, https://doi.org/10.24252/ad.v5i2.4845.
Rina Devianty, “Bahasa sebagai Cermin Kebudayaan” Jurnal Tarbiyah, 24, no. 2 (2017), 226-244, https://doi.org/10.30829/tar.v24i2.167
Robert Sibarani, “Pendekatan Antropolinguistik Terhadap Kajian Tradisi Lisan” Jurnal Ilmu Bahasa 1, no. 1 (2015), 1-16 https://doi.org/10.22225/jr.1.1.9.1-17
Sukma Adelina Ray, “Analisis Jenis-Jenis Metafora dalam Surat Kabar: Kajian Semantik” Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 3, no. 2 (2019) 147-151, https://doi.org/10.30743/bahastra.v1i2.1153
Prihadi, “Struktur Bahasa Nama Pedusunan (Kampung) di Daerah Istimewa Yogyakarta: Kajian Antropolinguistik, 14 no. 2 (2015) 307-316, https://doi.org/10.21831/ltr.v14i2.7206
Woro Wuryani, “Pesona Karya Sastra dalam Pembelajaran Bahasa dan Budaya Indonesia” Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2, no. 2 (2013) 87-100, https://doi.org/10.22460/semantik.v2i2.p87-101
Yani Nurfitri Hadiyaniyah, “Leksikon Makanan Tradisional Sunda di Kabupaten Kuningan” 7 no. 1 (2016), 94-102, https://doi.org/10.17509/jlb.v7i1.3425