SOSIOLOGI MASYARAKAT MEURAH MULIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF TUHA PEUT

Authors

  • Kamaruzzaman Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe

DOI:

https://doi.org/10.47766/atjis.v4i2.1645

Keywords:

Adat, fungsionalisme Tuha Peut, masyarakat kolektif

Abstract

Judul penelitian ini adalah lembaga adat tuha peutsebagai fungsionaris gampong di kecamatan meurah mulia, Penelitian ini bersifat studi lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian sebagai berikut pertama, fungsi tuha peut dan cara penyelesaian kasus  sangat beragam sesuai masalah  yang ada dalam masyarakat . kedua,  Fungsi Tuha Peut dalam masyarakat Meurah Mulia adalah sebagai jantung pengembangan masyarakat Gampong, dimana keberadaannya dapat memberikan sebuah inspirasi,inovasi,dan mediasi dalam mencerdaskan masyarakat Gampong. Maju mundurnya gampong sangat mempengaruhi dari aktifnya lembaga Tuha Peut,Gampong Menasah Manyang, dewasa ini banyak kegiatan kemasyarakatan yang telah dilakukan diantaranya.Pemilihan Geuchik Gampong, Penetapan masyarakat yang berhak menerima zakat dan yang berhak memberi zakat, memberikan peringatan bagi tamu khususnya laki-laki yang bertamu pada larut malam pada rumah perempuan yang bukan muhrim,Pengontrol kinerja Geuchik,Pembuatan Undang-Undang gampong. Ketiga, sangsi adat belum dapat terlaksana karena tuha peut kurang mampu mendesign qanun adat secara maksimal.keempat, Tuha Peut memiliki peranan yang sangat besar, di mana peranannya sebagai Centre of Share Idea dalam segala dimensi atau program yang akan dijalankan ke depan, baik menyangkut pembangunan Irigasi maupun aktifitas sosial lainnya.

References

A, Suseta. Jalan Pengadilan Dalam Kasus Lingkungan. Jakarta: ICEL, 1995.

Basyari, Syukri. JKMA, www.KpSHK.com.

Djuned, T. dalam Sulaiman Tripa, “Pembagian peran lewat lembaga adat gampong.”www.acehinstitute@yahoo.org.

G, Goodpaster. Negosiasi Dan Mediasi: Sebuah Pedoman Penyelesaian Sengketa Melalui ADR. Jakarta: Elips Project,1993.

G.W, Cormick. “Mediating Environment Controversies: Perspective And First Experience”, Earth Law Journal,1976.

Hadimulyo. Mempertimbangkan ADR, Kajian Alternatif Penyelesaian Sengketa Di Luar Pengadilan.Jakarta: Elsam, 1997.

Hurgronje, Snouck C. Aceh, Rakyatdan Adat Istiadat, jil. 1 (terj.), Sutan Maimoen. Jakarta: Inis, 1997.

K, Hardjasoemantri. Hukum Tata Lingkungan, edisi 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996.

Khaldun, Ibn. Muqaddimah, (2000); dalam Syahrizal, “Pola Penyelesian Konflik Dalam Tradisi Masyarakat Gampong Aceh”; Jurnal Seumike, edisi. 2, 2006.

Koesno, M. Catatan-Catatan Terhadap Hukum Adat Dewasa Ini, cet. 1. Surabaya: Airlangga University Press, 1979.

Kurdi, Muliadi, dkk (ed.). Kelembagaan Adat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, cet. 1. Medan: Ar-Raniry Press, 2005.

-----------------. Menelusuri Karakteristik Masyarakat Desa; Pendekatan Sosiologi Budaya Dalam Masyarakat, cet. 1. Banda Aceh: Yayasan PeNA, 2005.

Lampiran I Keputusan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam No. 140/183/2006 yang ditetapkan tanggal 12 Juni 2006.

Moleong. Metodologi Penelitian Kualilatif. Bandung: RosdaKarya, 1997.

Rinaldi, Yanis. ”Alternative Dispute Resolution Sebagai Model Penyelesaian Sengketa Lingkungan,” Jurnal Rona Lingkungan Hidup Vol. 2, No. 1 Maret 2003, Bapedalda Provinsi NAD.

-----------------. Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup Mengenai Tuntutan Ganti Kerugian Akibat Pencemaran Di Wilayah Zona Industri Lhokseumawe, (Thesis, tidak dipublikasikan), Program Pascasarjana UGM, 1998.

S, Golberg. Dispute Resolution.Boston : Little Brown,1985.

Santosa, M.A. Mekanisme Penyelesaian Sengketa Lingkungan Secara Kooperatif. Jakarta: Hasil Penelitian ICEL, 1994.

Syahrizal. “Pola Penyelesian Konflik Dalam Tradisi Masyarakat Gampong Aceh”; Jurnal Seumike, edisi. 2, 2006.

W, Moore, C. Designing Dispute Resolution System. Boulder, SDR Assciates, USA: Colorado, 1995.

Zainuddin. Tarich Atjeh dan Nusantara, cet. 1. Medan: Pustaka Iskandar Muda, 1961.

BPS Kecamatan Meurah Mulia dalam angka 2003.

Gunawan, Ary H. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Reneka Cipta, 2000.

Kuntowijoyo. Budaya & Masyarakat. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999.

Kurdi, Muliadi. Menelusuri Karakteristik Masyarakat Desa; Kajian Sosiologi Budaya dalam Masyarakat Atjeh, Cet. 1. Banda Aceh: Yayasan PeNA, 2005.

Syalabi, Muhammad Mustafa. Ushul al-Fiqh al-Islami. Beirut: dar al-Nahdhah al-‘Arabiyah, 1986.

Ulasan berdasarkan Qanun Provinsi NAD Nomor 5 Tahun 2003 tentang pemerintahan gampong.

Zarqa’, Mustafa Ahmad. Al-Madkhal al-Fiqh al’Amiy, Cet. 9, Juz. 1. Beirut: Dar al-Fikr, 1968.

Downloads

Published

2022-12-29

How to Cite

Kamaruzzaman. (2022). SOSIOLOGI MASYARAKAT MEURAH MULIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF TUHA PEUT. At-Tabayyuun: Journal Islamic Studies, 4(2), 85–104. https://doi.org/10.47766/atjis.v4i2.1645

Similar Articles

1 2 3 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.